Jumat, 27 Maret 2009

MODAL AWAL JADI PENYIAR

Di setiap kota besar dan menengah di Indonesia, ada puluhan ribu pelajar
yang ingin menjadi penyiar.
Di tahun 80an, banyak radio kawula muda yang sengaja mempekerjakan para
pelajar SMA sebagai penyiar. Para penyiar muda ini malah dianjurkan untuk
tetap memakai seragam putih-abu2nya, agar para pendengar yang kebetulan
datang ke studio bisa melihat sendiri bahwa “radio ini gue banget!”

Di zaman sekarang, remaja punya banyak cara untuk memamerkan siapa
dirinya: warna rambutnya Sunset Red, merek tas sekolahnya Oakley,
handphone-nya Sony Walkman Phone, nongkrongnya di PIM-2, dst. Tetapi
di tahun 80an identitas remaja yang bisa dia tunjukkan pada dunia hanyalah
musik yang dia ketahui dan radio yang dia dengarkan. Dia mutlak tahu
lirik lagu terbaru dari Duran Duran, dan biasanya hafal nama semua penyiar
di radio2 terkondang. Hiburan selain radio dan bioskop? Gajah Mada Plaza,
Ratu Plaza, dan TVRI Programa 2. Anda terbayang sebuah era tanpa
Handphone, Computer, SMS, Friendster, E-mail, facebook,apalagi Internet?

Karena itu pula di zaman itu para pelajar malu jika tertangkap basah
mendengarkan radio kakaknya atau radio bapaknya. Semua pelajar saat itu
mengaku pendengar Prambors, dan sampai tahun 90an pun masih banyak
yang mengaku sama meskipun dia juga mendengarkan Hard Rock FM atau
Indika FM. Sedangkan seorang pelajar SMA yang juga bekerja di sebuah
stasiun radio (seperti Fla TOFU di awal karirnya) adalah keistimewaan sekali.

Ini semua saya sampaikan agar Anda memahami fungsi dan esensi dari
Broadcasting:
1. Penyiar selalu (tanpa lelah, tanpa henti) berupaya menyengkan Audience-nya.
2. Radio (dan TV) mengudara atas dasar keinginan/pemikiran Audience-nya.
[Sponsor/Klien menjadi penting karena merekalah yang mendanai semuanya]

Saya juga menceritakan ini untuk menggambarkan bahwa untuk menjadi
Penyiar di era sekarang ini lebih sulit karena Anda harus punya lebih dari
sekedar golden voice; Anda harus punya jiwa entertainer, harus mampu
berekspresi secara flexible, harus terdepan mengikuti segala trend lifestyle
& information, dan harus siap (tanpa cengeng, tanpa mengeluh) untuk tampil
di depan pendengar/penonton manapun untuk memenuhi keinginan Audience
dan klien yang membayar Anda.

Dari sini sebenarnya Anda bisa menarik kesimpulan tentang “Modal apa yang
harus disiapin untuk jadi Penyiar?”

Pertama, kita harus disiplinkan diri agar bisa selalu berusaha menghibur
Audience : jangan berfikir untuk jadi Penyiar jika Anda sulit menepati janji
dengan orang atau sering berganti mood setiap hari. Kalau Anda mengalami
kesulitan untuk mengendalikan ekspresi diri karena mood Anda mudah
berubah-ubah bagaikan cuaca, lebih baik Anda kerja di balik komputer
ketimbang di studio siaran.

Kedua, kita harus in-touch dengan apa yang sedang menjadi pusat perhatian
Audience kita; dengan kata lain, kita harus “gaul” seperti mereka. Kalau ingin
bekerja di radio otomotif, misalnya, biasakanlah diri dengan hobby mobil dan
motor. Jika ingin menjadi pembaca berita di Metro-TV, biasakanlah
mengkonsumsi berita setiap hari.

Ketiga, kita harus terbiasa disuruh-suruh sesuai tuntutan klien atau program.
Dalam prakteknya tuntutan ketiga ini sangat bervariasi, misalnya Anda :
• Diberi jam siaran Minggu pagi, padahal Anda paling susah bangun pagi
• Harus mewawancarai seseorang yang Anda sangat tidak suka
• Dituntut memakai celana pendek saat jadi TV-host, padahal lutut Anda jelek
• Diminta diet drastis karena setelah melahirkan koq terlihat gemuk di kamera
• Dan berbagai contoh yang terlalu banyak untuk disebutkan satu-persatu.

Dengan kata lain, kalau Anda merupakan tipe orang yang cenderung membantah
perintah atau setiap hari masih dibangunkan oleh Mama, maka sebaiknya Anda
kerja di bank saja… atau bikin perusahaan sendiri. Apalagi tugas sebagai
Penyiar menuntut Anda bisa memenuhi keinginan Audience, no matter what
the conditions and no matter who the Audience is.

oleh : Wanda Yulia (Ketua Jurusan Broadcasting LPK SIGMA Surakarta)



12 komentar:

  1. woooowwww....jadi pengen nih jadi penyiar....apa bisa pembelajaran jarak jauh ya?

    BalasHapus
  2. asyiiik tu...ada LPK khusus buat yang pengen jadi Penyiar,kalau saja aku ada di solo.....tapi sayaaanggg ....gimana????

    BalasHapus
  3. ooo....ada tempat kursus penyiar di solo to???

    BalasHapus
  4. penyiar itu harus pintar ya...kalau pas-pasan apakah tidak bisa menjadi penyiar...??sudah lama aku tuh pengen banget bisa menjadi seorang penyiar,tapi nggak tau gimana,sudah berusaha lamar sana lamar sini tapi hasilnya noll/...

    BalasHapus
  5. wanda..???pernah dengar sepertinya...tidak buka di Semarang mbak..??klo buka saya akan ikut mendaftarkan diri sebagai murid,soalnya di sini tidak ada..

    BalasHapus
  6. Penyiar tidak harus pintar...tapi memang harus kliatan pintar dimata pendengar..Pas-pasan sih bisa saja jadi penyiar,asal mau latihan dan berusaha terus pasti bisa jadi penyiar.
    Lamar-sana lamar sini jangan hanya bermodal surat lamaran saja,tapi akan lebih oke kalu di sertai dengan bekal yang cukup di bidang broadcast,ditambah mungkin sample voice yang sudah di rekam....okee...???
    SUKSES & SELAMAT BERJUANG

    BalasHapus
  7. Doakan saja,semoga segera bisa buka cabang... bukan hanya di Semarang...tapi di semua kota di Indonesia...
    THANK'S
    GBU

    BalasHapus
  8. wah saya tertarik..
    biayanya kok tidak disebutkan ya??
    pelajaran apa saja nanti yang didapat??
    thx b4

    BalasHapus
  9. mengenahi biaya,anda bisa langsung berhubungan dengan bagian admin di nomor telp.(0271)7519903...
    materi secara garis besar meliputi announcing,reportase,news,script writing,advertising dll dengan tambahan fasilitas magang di radio

    BalasHapus
  10. mbak wanda, itu kelasnya full 1 minggu atau tidak?
    terimakasih :)

    BalasHapus
  11. ini sekolahan masih ada pa tidak ya?, kl blh tau jadwal pendidikannya tiap hari pa gimana

    BalasHapus